REMNIKA

REMNIKA
Remaja Masjid Jami Nurul Ilham Kassi

Sabtu, 17 Maret 2012

Fenomena Generasi Muda Indonesia



           Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa generasi muda adalah seorang pengganti untuk generasi sebelumnya. Hal tersebut dapat kita lihat dari sejarah kehidupan manusia dari zaman dahulu nenek moyang kita sampai sekarang, namun yang jadi pertanyaan adalah apakah generasi muda sekarang sudah pantas menjadi pengganti generasi terdahulu?, dan apakah generasi muda sekarang sudah lebih baik dari generasi terdahulu?.
            Telah banyak kita lihat fakta-fakta yang terjadi pada generasi muda sekarang, ironisnya fakta yang terlihat sebagian besar adalah fakta negatif yang dilakukan oleh para generasi muda dan sebagian kecil fakta yang membanggakan bagi negri ini. Fakta yang negative baru-baru ini dapat kita lihat adalah berita panas tentang tindakan asusila pada video artis Indonesia ( ariel….red), tawuran yang terjadi pada hari senin 18 oktober 2010 di Makassar yang pelakunya adalah generasi muda kita, banyak sekali pemuda kita yang melakukan pergaulan bebas hingga menurut data statistik perderita HIV / AIDS  pemuda di Indonesia mencapai 75% , juga data statistik perokok sekarang ini dari kalangan anak-anak 5%, kalangan pelajar SMP 10%, kalangan SMA  20%, kalangan mahasiswa 25%, dan kalangan orang tua atau umum  40% jadi dari data ini perokok kalangan remaja  berkisar 60%.  Ini baru sebagian kecil permasalahan yang diutarakan.
Pertanyaan yang muncul, apakah penyebab hal ini terjadi ?. Dari pakar psikologi (dikutip dari blog helda remaja)  ada tiga hal penting yang mempengaruhi :
  • Keluarga
  • Pergaulan
  • Remaja itu sendiri

a)      Keluarga
Bagaimana jadinya remaja di masa depan, ditentukan oleh cara didik orang tua nah cara mendidik ini yang menjadi salah satu hal yang dipertanyakan. Sebenarnya seperti apasih cara mendidik yang benar?. Satu hal yang perlu diingat adalah dalam mendidik harus seimbang  maksudnya  tegas, permisif, demokrtisnya harus sesuai kadar. Ketika tidak seimbang maka akan muncul fenomena pembangkangan dari remaja yang disebut kenakalan remaja. Jadi kenakalan remaja dapat terbentuk dari kecil yang dimulai dari kesalahan orang tua dalam mendidik sehingga tertanam dalam alam bawah sadar atau benak anak.
b)      Pergaulan
Pergaulan remaja, tekanan teman, solidaritas , ingin diterima, dan sebagai pelarian  benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja atau yang dsebut perilaku menyimpang remaja. Pergaulan sungguh erat kaitannya dengan lingkungan, lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi psikologi remaja. Hal itu dapat kita lihat dari perbedaan antara remaja yang tinggal di lingkungan pesantren dan yang tinggal di lingkungan malam (dugem….red) di sana terdapat perbedaan kpribadian yang sangat mencolok. Di lingkungan pesantren telah terkondisikan semua pembagian waktu-waktu kegiatan seperti waktu untuk ibadah, tidur, belajar, olahraga dalam istilah pesantren riadzoh, bahkan waktu untuk  outbond atau di sebut dalam pesantren rikhlah ,jadi semua sangat tersusun sehingga pembentukan karakter remaja benar-benar terjamin. Beda dengan lingkungan malam (dugem…..red), di lingkungan malam atau disebut juga pergaulan bebas sangat rentan untuk terjadinya kenakalan remaja, disana banyak kegiatan penyaluran ekspresi yang terkesan bersifat bebas seperti hubungan antara laki-laki dan perempuan, konsumsi (mengkonsumsi miras, narkoba, dll), membentuk geng. Di lingkungan pergaulan bebas semuanya tersifat sangat leluasa (dalam istilah pergaulan semau gue dan dalam istilah inggris free live). Dari hal-hal tersebut yang harus diperhatikan dalam fenomena remaja kita adalah tempat di mana mereka bergaul.

c)      Remaja itu sendiri
Maksud remaja dalam hal ini adalah bagaimana sang pelaku atau remaja itu sendiri merespon hal-hal yang terjadi disekitar dirinya, dapat dikatakan tingkat filter dalam menanggapi pengaruh-pengaruh dari luar. Bila filter yang dimiliki tidak baik maka pengaruh yang menyebabkan semakin tumbuhnya kenakalan remaja akan terus masuk dan diterima, tapi bila tingkat filter bagus maka pengaruh dari luar akan di seleksi terlebih dahulu dan akan diterima yang bersifat positif. Jadi pada faktor remaja itu sendiri  bisa dikatakan  merupakan faktor tindak lanjut atau perkembangan dari faktor keluarga. Selain itu faktor remaja itu sendiri juga dapat dikatakan faktor penyeimbang faktor pergaulan karena dapat menyeleksi pengaruh-pengaruh dari pergaulan.
Dari faktor-faktor yang disebut diatas dapat diambil benang merah bahwa banyak kenakalan remaja terjadi di negara kita di sebabkan remaja kita telah kehilangan jati diri.
Kilas balik di masa keemasan para pemuda indonesia, pada awalnya dapat kita lihat pada tanggal 28 oktober 1928 sebagai pelopor bersatunya pemuda indonesia, yaitu Sumpah Pemuda yang mencetuskan bahasa pemersatu yaitu bahasa indonesia, terus dapat kita lihat lagi fakta-fakta peran pemuda/remaja pada zaman keemasan dahulu yaitu :
1)      Perjuangan dalam perang melawan penjajah yang dilakukan para pemuda.
2)       munculnya organisasi-organisasi pemuda seperti budi utomo, indiche partij, dll yang memperjuangkan kemerdekaan.
3)      Proklamasi kemerdekaan yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta merupakan dukungan dari seluruh pemuda pada zaman itu.
4)      Runtuhnya otorisasi orde baru menjadi reformasi yaitu perjuangan para pemuda yang sangat kuat.
Namun fenomena yang sekarang terjadi pada pemuda indonesia sangat bertolak belakang dengan tingkat prestasi dan perjuangan pemuda zaman dahulu, jadi apakah kita pantas menjadi pengganti para pemuda zaman dahulu. Sudah seharusnya mulai dari kecil pemuda-pemuda indonesia mulai merenungi dan mengenal jati diri pemuda bangsa indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar