REMNIKA

REMNIKA
Remaja Masjid Jami Nurul Ilham Kassi

Jumat, 05 April 2013

Dinasti Islam di Dunia (mulai tahun 661 M - sekarang)


DINASTI ISLAM muncul setelah masa al-Khulafa ar_Rasyidun berakhir. Tradisi pemerintah Islam tetap dipertahankan bersamaan dengan upaya perluasan wilayah Islam ke seluruh dunia. Berikut adalah beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia.
UMAYAH (40 H/661 M - 132 H/750 M)
Wilayah kekuasaan dinasti ini meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol. Dinasti Umayah berasal dari keturunan Umayah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf, pemimpin sukua Quraisy terpandang. Dinasti Umayah muncul setelah Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M) meninggal. Mu'awiyah, keturunan Bani Umayah dari keluarga Harb, meneruskan kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayah. Dinasti Umayah terbagi menjadi dua periode kekuasaan yaitu Umayah Damascus (Suriah) dan Umayah Cordoba (Spanyol). Kejayaan Dinasti Umayah Damascus terdapai pada masa Khalifah al-Walid. Berakhirnya Dinasti Umayah Damascus terjadi ketika Marwan II dibunuh tentara Abbasiyah pada 132 H/750 M. Selanjutnya Abdurrahman (cucu Hisyam) meloloskan diri ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Umayah Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba mengalami kejayaan pada masa Abdurrahman III dan al-Hakam II. Peninggalan Dinasti Umayah Damascus berupa Katedral St. John di Damascus yang diubah menjadi masjid, Katedral di Hims yang digunakan sebagai masjid dan gereja dan tempat istirahat di padang pasir seperti Qusair Amrah dan al-Musatta, adapun peninggalan Dinasti Umayah Cordoba adalah Masjid Cordoba di Spanyol.
ABBASIYAH (132/750 M - 656 H/1258 M)
Dinasti ini mempunyai wilayah kekuasan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arabia, Uzbekistan dan Mesir bagian timur. Pendiri dinasti sekaligus khalifah pertama adalah Abu Abbas as-Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbaisyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal 132 H/750 M-232 H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode Buwaihi (333 H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M). Masa panjang dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan yang berubah-ubah seusuai perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa. Dinasti Abbasiyah mengalami zaman keemasan ketika dipimpin oleh as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum, Ibragim, al-Mu'tasim dan al-Wasiq. kekuasaan Abbasiyah melemah dengan adanya pertentangan dan pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti Bizantum (Romawi Timur) dan orang Mongol. Dinasti Abbasiyah runtuh setelah orang Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad. Peninggalan Dinasti Abbasiyah meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu lembaga pusat kajian keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan Masjid al-Mutawakkil yang mempunyai menara spiral di Samarra (Irak).
IDRISIYAH (172 H/789 M - 314 H/926 M)
Wilayah kekuasaannya adalah Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh Idris I bin Abdullah, cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti pertama yang beraliran Syiah, terutama di Maroko dan Afrika Utara. Sultan Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M) yang berhasil merestorasi Volubilis, kota Romawi, menjadi kota Fez. Dinasti Idrisiyah berperan dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke bangsa Berber dan penduduk asli. Dinasti ini runtuh setelah ditaklukkan oleh Dinasti Fatimiyah pada 374 H/985 M. Dinasti Idrisiyah antara lain meninggalkan Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada 244 H/859 M.
AGHLABIYAH (184 H/800 M - 296 H/909 M)
Pusat pemerintahannya terletak di Qairawan, Tunisia. Wilayah kekuasaan Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin pertama dinasti ini adalah Ibrahim I bin al-Aglab, seorang panglima dari Khurasan Aghlabiyah berperan dalam mengganti bahasa latin dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam agama mayoritas. Dinasti ini berhasil menduduki Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan, Sardinia, Corsica, bahkan pesisir Alpen pada abad ke-9. Dinasti Aghlabiyah berkahir setelah ditaklukan oleh Dinasti Fatimiyah. Peninggalan dinasti ini antara lain adalah Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.
SAMANIYAH (203 H/819 M - 395 H/1005 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Samaniyah meliputi daerah Khurasan (Irak) dab Transoksania (Uzbekistan) yang terletak di sebelah timur Baghdad. Ibukotanya adalah Bukhara. Dinasti Samaniyah didirikan oleh Ahmad bin Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan Balkh (Afghanistan Utara). Puncak kejayaan tercapai pada masa pemerintaha Isma'il II al-Muntasir, khalifah terakhir Samaniyah, tidak dapat mempertahankan wilayahnya dari serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti Samaniyah berakhir setelah Isma'il II terbunuh pada 395 H/1005 M. Peninggalan Dinasti Samaniyah berupaa Mausoleum Muhammad bin Ismail al-Bukhari, seorang ilmuwan muslim.
SAFARIYAH (253 H/867 M - 900/1495 M)
Dinasti Safariyah merupakan sebuah dinasti Islam yang paling lama berkuasa di dunia. Wilayah kekuasaan Dinasti Safariyah meliputi kawasan Sijistan, Iran. Pendiri dinasti ini adalah Ya'qub bin Lais as-Saffar, seorang pemimpin kelompok Khawarij di Porpinsi Sistan (Iran). Dinasti Safariyah di bawah kepemimpinan Amr bin Lais berhasil melebarkan wilayah kekuasaanya sampai Afghanistan Timur. Pada masa itulah kekuasaan Dinasti Safariyah mencapi puncaknya. Dinasti ini semakin melemah karena pemberontakan dan kekacauan dalam pemerintahan. Akhirnya Dinasti Ghaznawi mengambil alih kekuasaan Dinasti Safariyah. Setelah penguasa terakhir Dinasti Safariyah, Khalaf, meninggal dunia, berakhir pula kekuasaan Dinasti Safariyah di Sijistan.
TULUN (254 H/868 M - 292 H/905 M)
Dinasti Tulun adalah sebuah dinasti Islam yang masa pemerintahannya paling cepat berakhir. Wilayah kekuasaan dinasti Tulun meliputi Mesir dan Suriah. Pendirianya adalah Ahmad bin Tulun, putra seorang Turki yang diutus oleh gubernur Transoksania (Uzbekistan) emmbawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti Tulun yang memerintah sampai 38 tahun berakhir ketika dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah dan setelah Khalifah Syaiban bin Tulun terbunuh.
HAMDANIYAH (292 H/905 M - 394 H/1004 M)
Wilayah kekuasaanya meliputi Aleppo (Suriah) dan Mosul (Irak). Nama dinasti ini dinisbahkan kepada pendirinya, Hamdan bin Hamdun yang bergelar Abul Haija'. Dinasti Hamdaniyah di Mosul dipimpin oleh Hasan yang menggantikan ayahnya, Abu al-Haija;. Kepemimpinan Hasan mendapat pengakuan dari pemerintah Baghdad. Dinasti Hamdaniyah di Aleppo didirikan oleh Ali Saifuddawlah, suadara dari penguasa Hamdaniyah Mosul. Ali Saifuddawlah merebut Aleppo dari Dinasti Ikhsyidiyah. Dinasti Hamdaniyah di Mosul maupun di Aleppo berakhir ketika para pemimpin meninggal.
FATIMIYAH (296 H/909 M - 566 H/1171 M)
Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir dan Suriah. Berdirinya Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh melemahnya Dinasti Abbasiyah. Ubaidillah al-Mahdi mendirikan dinasti Fatimiyah yang lepas dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan al-Aziz. Kebudayaan Islam berkembang pesat pada masa Dinasti Fatimiyah, yang ditandai dengan berdirinya Masjid al-Azhar. Masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Fatimiyah berakhis setelah al-Adid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, jatuh sakit. Salahudin Yusub al-Ayyubi, wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan kesempatan tersebut dengan mengakui kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mustadi. Peninggalan dinasti ini meliputi antara lain Masjid al-Azhar yang sekarang terkenal dengan Universitas al-Azhar-nya, Bab al-Futuh (Benteng Futuh) dan Masjid al-Akmar di Cairo, Mesir.
BUWAIHI (33 H/945M - 447 H/1055M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi meliputi Irak dan Iran. Dinasti ini dibangun oleh tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi. Perjalanan Dinasti Buwaihi dapat dibagi dua periode. Periode pertama merupakan periode pertumbuhan dan konsolidasi sedangkan periode kedua daalh periode defensi, khususnya di wilayah Irak dan Iran Tengah. Dinasti Buwaihi mengalami perkembangan pesat ketika Dinasti Abbasiyah di Baghdad mulai melemah. Dinasti Buwaihi mengalami kemunduran dengan adanya pengaruh Tugril Beg dari Dinasti Seljuk. Peninggalan dinasti ini antara lain berupa observatorium di Baghdad dan sejumlah perpustakaan di Syiraz, ar-Rayy dan Isfahan (Iran).
SELJUK (469 H/1077 M - 706 H/1307 M
Wilayah kekuasaannya meliputi Irak, Iran, Kirman dan Suriah. Dinasti Seljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah. Dinasti Seljuk didirikan oleh Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari Turkestan. Akan tetapi tokoh yang dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang sebenarnya adalah Tugril Beq. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk dan mendapat pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk melemah setelah para pemimpinnya meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa lain. Peninggalan dinasti ini adalah Kizil Kule (Menara Merah) di Alanya, Turki Selatan, yang merupakan pangkalan pertahanan Bani Seljuk dan Masjid Jumat di Isfahan, Iran.
AYUBIYAH (569 H/1174 M - 650 H/1252 M)
Pusat pemerintahan Dinasti Ayubiyah adalah Cairo, Mesir. Wilayah kekuasaannya meliputi kawasan Mesir, Suriah dan Yaman. Dinasti Ayubiyah didirikan Salahudin Yusuf al-Ayyubi, setelah menaklukan khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, al-Adid. Salahudin berhasil menaklukan daerah Islam lainnya dan pasukan salib. Selain dikenal sebagai panglima perang, Salahudin juga mendorong kemajuan di bidang agama dan pendidikan. Berakhirnya masa pemerintahan Ayubiyah ditandai dengan meninggalnya Malik al-Asyraf Muzaffaruddin, sultan terakhir dan berkuasanya Dinasti Mamluk. Peninggalan Ayubiyah adalah Benteng Qal'ah al-Jabal di Cairo, Mesir.
DELHI (602 H/1206 M - 962 H/1555 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi terletak di India Utara. Dinasti Delhi mengalami lima kali pergantian kepemimpinan yaitu Dinasti Mamluk, Dinasti Khalji, Dinasti Tuglug, Dinasti Sayid dan Dinasti Loyd. Pada periode pertama, Delhi dipimpin Dinasti Mamluk selama 84 tahun. Mamluk merupakan keturunan Qutbuddin Aybak, seorang budak dari Turki. Dinasti Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahu. Dinasti Tuglug memerintah selama 93 tahun, sedangkan Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa terakhir Delhi adalah Dinasti Lody yang memerintah selama 75 tahun. Peninggalan Dinasti Delhi antara lain adalah Masjid Kuwat al-Islam dan Qutub Minar yang berupa menara di Lalkot, Delhi (India)
MAMLUK MESIR (648 H/1250 M - 923 H/1517 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk Mesir dan Suriah. Dinasti Mamluk berasal dari golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir, yang dididik secara militer oleh tuan mereka. Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir dibagi dua yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri adalah Izzudin Aibak, Sultan Dinasti Mamluk Bahri yang terkenal antara lain adalah Qutuz, Baybars, Qalawun dan Nasir Muhammad bin Qalawun. Baybars adalah sultan Dinasti Mamluk Bahri yang berhasil membangun pemerintahan yang kuat dan berkuasa selama 17 tahun. Dinasti Mamluk Burji kemudian mengambil alih pemerintahan dengan menggulingkan sultan Mamluk Bahri terakhir, as-Salih Hajii bin Sya'ban. Sultan pertama penguasa Dinasti Mamluk Burji adalah Barquq (784 H/1382 M-801 H/1399 M). Dinasti Mamluk Mesir memberikan sumbangan besar bagi sejarah Islam dengan mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam (Suriah). Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mengalahkan bangsa Mongol, merebut dan mengislamkan Kerajaan Nubia (Ethiopia), serta menguasai Pulau Cyprus dan Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah al-Asyras Tuman Bai, sultan terakhir, dihukum gantung oleh pasukan Usmani Turki. Peninggalan Dinasti Mamluk antara lain berupa Masjid Rifai, Mausoleum Qalawun dan Masjid Sultan Hassan di Cairo.
MUGHAL (931 H/1525 M - 1275 H/1858 M)
Wilayah kekuasaan dinasti ini terletak di India. Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, putra pertama Umar Syeikh Mirza, seorang penguasa Fargana di Turkistan (Transoksania). Dinasti Mughal dimulai ketika Babur menguasai Punjab dan meruntuhkan Dinasti Lody di Delhi. Dinasti Mughal menyebabkan terpusatnya daerah di India yang semula oleh gubernur, serta meluasnya politik Islam di wilayah India. Dinasti Mughal sangat memperhatikan pengembangan Islam, terutama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal mendirikan khanqah (pesantren), yang merupakan pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal juga memperhatikan pengembangan peradaban, terutama di bidang seni lukis, seni musik dan seni bangunan. Hal ini antara lain terlihat dari peninggalannya berupa Istana Hawa Mahal di Jaipur, red Fort (Benteng Merah), Delhi, Taj Mahal di Agra dan Masjid Badsyahi di Lahore. Dinasti ini runtuh setelah Inggris mulai menancapkan kekuasaanya di India. Bahadur II, sultan terakhir, diusir dari istananya oleh penguasa Inggris.
USMANI/OTTOMAN (699 H/1300 M - 1341 H/1922 M)
Dinasti yang pusat pemerintahannya di Istanbul, Turki, ini mempunyai wilayah kekuasaan paling luas. Wilayahnya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Usmani merupakan satu di antara tiga dinasti Islam yang besar pada abad Pertengahan, selain Dinasti Safawi di Persia (Iran) dan Dinasti Mughal di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut juga Masa Tiga Kerajaan Besar. Dinasti Usmani menjadi negara besar setelah berhasil menaklukan Bizantium (856 H/1453 M) dan berkuasa lebih dari 6 abad. Dinasti ini didirikan oleh Usman, putra seorang pemimpin suku Kayi yang bernama Artogrol. Dinasti Usmani berhasil menyebarkan Islam sampai ke daratan Eropa. Puncak kejayaan dinasti ini tercapai pada masa pemerintahan Sulaiman I (The Great, The Magnificent, al-Qanuni). Dinasti Usmani kemudian semakin melemah akibat pemberontakan internal dan kalah perang melawan bangsa Eropa. Pada perkembangan selanjutnya, Dinasti Usmani mengalami masa modernisasi (1839-1924), yang ditandai dengan pembaruan di bidang politik, administrasi dan kebudayaan. DInasti Usmani berakhir dan berganti menjadi negara modern yang berbentuk republik yang sekuler pada 1924. Pendirian republik Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasya Ataturk. Ia menanamkan paham nasionalisme dan menghapuskan kekuasaan sultan. ada banyak peninggalan Dinasti Usmani, antara lain Masjid Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub al-Ansari dan Masjid Aya Sofia di Istanbul yang berasal dari renovasi sebuah gereja.

Negara-negara Berpenduduk Muslim Terbesar


Islam tersebar ke seluruh dunia dan menajdi agama terbesar kedua setelah Kristen. Berikut ini adalah profil sepuluh negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
INDONESIA (Republik Indonesia)
Negara kepulauan dengan bentuk pemerintahan republik di Asia Tenggara ini memiliki luas wilayah 1.919.440 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 238.452.952 jiwa (2004). Penganut Islam di Indonesia mencapai 90% dari keseluruhan jumlah penduduk. Pada umumnya umat Islam Indonesia beraliran Ahlusunah Waljamaah. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 melalui para guru sufi pengembara, pedagang dan ulama dari Arab, Persia dan pesisir anak benua India. Kesultanan Islam di Indonesia muncul pada abad ke 13 sampai abad ke-17. Penyebaran Islam, khususnya di Pulau Jawa, tidak lepas dari peranan Wali Songo, ulama, para guru sufi pengembara dan mubalig. Islam di Indonesia berperan penting dalam sejarah perjuangan mencapai kemerdekaan. Peranan Islam tetap besar di masa pascakemerdekaan dan pembangunan dewasa ini, baik dari segi politik, budaya, sosial dan ekonomi.
PAKISTAN (Islam-i-Jamhuriya-e Pakistan)
Merupakan negara yang terletak di barat laut India dengan bentuk pemerintahan republik. Luas wilayahnya mencapak sekitar 803.940 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 159.196.336 jiwa (2004). Pemeluk agama Islam Pakistan mencapai 97%, terdiri dari Suni 77% dan Syiah 20%. Agama Islam masuk ke Pakistan melalui usaha ekspansi penguasa Afghanistan. Berdirinya negara Islam Pakistan melalui proses perjuangan yang panjang. Negara Islam Pakistan baru berdiri pada 14 Agustus 1947 dengan diangkatnya Muhammad Ali Jinnah (1876-1948) sebagai presiden pertama negara ini.
INDIA (Bharat)
India yang terletak di Asia Selatan, mempunyai jumlah penduduk sekitar 1.065.070.607 jiwa (2004) dengan luas wilayah 3.287.782 km2. Muslim di negara republik ini mencapaik 12% dari jumlah penduduk India. Penduduk muslim India tersebar di beberapa wilayah dan umumnya bekerja sebagai petani dan buruh. Islam masuk ke India sejak abad pertama Hijriah dengan datangnya ekspedisi bangsa Arab pada masa khalifah Umar bin Khattab. Setelah itu, Islam disebarkan oleh dinasti Islam yang berkuasa di India secara bergantian. Kemajuan budaya tercapai pada masa Kesultanan Mughal (Mogul). Banyak bangunan bersejarah di India yang merupakan peninggalan Mughal seperti Benteng Merah, Masjid Jami, istana di Delhi dan Lahore, serta Taj Mahal di Agra
BANGLADESH (Gana Prajatantri Bangladesh)
Negara republik di Asia Selatan ini memiliki luas wilayah 143.998 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 141.340.476 jiwa (2004). Pemeluk Islam di negara ini mencapai 83% dari total jumlah penduduk. Pada tahun 637 M Khalifah Umar bin Khattab mengirim tentara Islam untuk menguasai wilayah pesisir barat Indo-Pakistan. Islam dikenal luas di Bangladesh sejak abad ke-11 melalui dakwah dan pengajian. Mayoritas muslim Bangladesh menganut aliran Suni bermazhab Hanafi, selebihnya Syiah Ismailiyah.
TURKI (Turkie Cumhuriyeti)
Merupakan negara berbentuk republik di sebelah tenggara Eropa dan baratdaya Asia. Luas wilayahnya mencapai 780.580 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 68.893.916 jiwa (2004). Lebih dari 90% penduduk Turki beragama Islam. Islam masuk ke Turki sejak abad ke-1 Hijriah. Kerajaan Usmani (Ottoman) memberi pengaruh besar bagi sejarah Islam di negara ini. Sumbangan terbesar kerajaan Usmani adalah penaklukan Constantinopel, ibukota Romawi Timur. Turki Modern ditandai dengan berdirinya Republik Turki oleh Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938). Turki berkembang menjadi negara sekuler yang menghapuskan Islam sebagai agama resmi negara sejak 1928. Turki merupakan segara sekuler, namun Islam berkembang sangat pesat hingga sekarang
MESIR (Jumhuiyah Misr al-Arabiyah)
Merupakan negara republik yang terletak di sebelah timur Afrika Utara. Negara ini mempunyai luas wilayah 1.001.450 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.421 jiwa (2004). Pemeluk Islam Mesir umumnya beraliran Suni. Islam masuk ke Mesir pada masa Khalifah Umar bin Khattab yang mengangkat Amr bin As sebagai gubernur. Selanjutnya, mesir diperintah oleh Dinasti Umayah, Abbasiyah, Tulun, Ikhsyd, Fatimiyah, Ayubiyah dan Mamluk. Mesir pernah menjadi bagian dari Kerajaan Usmani Turki. Mesir modern diperintah pertama kali oleh Muhammad Ali Pasya (1805-1849). Mesir berperan penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan Islam. Para penguasa Mesir mendukung perkembangan ilmu pengertahuan dengan mendirikan pusat kajian ilmu, seperti Universitas al-Azhar dan Darul Hikmah sebagai pusat pengajaran ilmu kedokteran dan astronomi.
IRAN (Jumhuri-ye-Eslami-ye-Iran)
Iran merupakan negara republik yang terletak di Asia baratdaya dengan luas wilayah 1.648.000 km2 dan jumlah penduduk sekitar 69.018.924 jiwa (2004). Pemeluk Islam di Iran terbagi atas Syiah (mayoritas) dan Suni. Islam masuk ke Iran setelah imperium Persia ditumbangkan Khalifah Umar bin Khattab pada 637. Selanjutnya, wilayah Persia dikuasai oleh Dinasti Islam seperti Dinasti Samaniyah, Ghaznawi, Seljuk, Tahiri, Safawi, Zand, Qajar, Pahlevi. Iran berganti menjadi republik Islam pada 11 Februari 1979 melalui sebuah revolusi yang dipimpin Ayatullah Khoemini (1900-1989). Sistem republik Islam iran berlandaskan konsep wilayah al-faqih, yaitu kekuasaan tertinggi di tangan ulama mujtahid mutlak yang disetujui mayoritas umat, tetapi pelaksana pemerintahan sehari-hari adalah presiden. Pemegang kekuasaannya disebut wali al-faqih atau rahbar.
NIGERIA (Federal Republic of Nigeria)
Merupakan negara yang berbentuk republik federas. Nigeria terletak di Afrika Barat dengan luas wilayah 923.768 km2 dan jumlah penduduk sekitar 137.253.133 jiwa (2004). Penganut Islam di Nigeria mencapai 50% dari total jumlah penduduk. Islam masuk ke Nigeria melalui para pedagang muslim dari selatan Afrika, tetapi penyebarannya dimulai abad ke 10 pada suku Hausa, Fulani dan Kanuri di Borno. Pada permulaan abad ke-19 muncul gerakan pemurnian Islam di bawah pimpinan Syekh Usuman dan Fodia. Umat Islam Nigeria berperan penting dalam menghadapi pejajahan Inggris. Mereka mempertahankan identitas Islam melalui pendidikan dan organisasi keagamaan dengan mendirikan sekolah Islam yang kurikulumnya merupakan perpaduan antara Islam dan Barat
ALJAZAIR (al-jumhuriyyah al-jaza'iriyyah ad-Dimuqratiyyah as-Sa'biyyah)
Merupakan negara republik, terletak di Afrika baratlaut. Luas wilayah Aljazair 2.381.740 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 32.129.324 jiwa (2004). Hampir semua pemeluk Islam di Aljazair beraliran Suni. Islam masuk ke Aljazair pada masa Bani Umayah pada tahun 682. Pasukan muslim melakukan ekspansi ke wilayah tersebut dan mengislamkan suku Berber. Sebelum merdeka pada tahun 1962, Aljazair dikuasai oleh Perancis. Pada periode 1980-1990, Islam di Aljazair mengalami kebangkitan. Pemerintah membentuk Kementerian Agama untuk menangani masalah keislaman dengan tugas pokok mengembangkan studi Islam.
CINA (Chung Hua Jen Min Kung Ho Kuo)
Negara berpenduduk terbanyak di dunia ini memiliki luas wilayah 9.600.00 km2. Negara ini terletak di Asia Timur dengan bentuk pemerintahan republik komunis. Pemeluk Islam Cina hanya mencapai sekitar 2% dari total jumlah penduduk (1,3 miliar [2004]). Penyebaran Islam di Cina dimulai pada abad ke-7 pada masa Khalifah Usman bin Affan melalui para pedagang muslim. Pada abad ke-13, kaum muslim Arab, Persia dan Asia Tengah menetap di Cina. Kelompok etnik muslim Cina terbagi 10 kelompok, yakni Hui, Uigur, Kazakh, Dongziang, Kirgiz, Salar, Tajik, Uzbek, Bonan dan Tatar. Umumnya mereka adalah muslim suni bermazhab Hanafi. Pada akhir abad ke-19 sampai abad ke-20, timbul Gerakan Yihewani yang bertujuan memurnikan Islam dan menentang tradisionalisme Islam di Cina. Ketika terjadi Revolusi Kebudayaan, pemerintah Cina mulai berhubungan dengan dunia Islam luar melalui perdagangan. Pemerintah Cina kini mempermudah kehidupan beragama bagi kaum muslim seperti pelaksanaan ibadah haji dan pendirian masjid.

HARI-HARI BESAR ISLAM


UMAT MUSLIM setiap tahun merayakan hari besar Islam yang merupakan bentuk peringatan terhadap berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perayaan hari besar tersebut ditandai dengan kegiatan ibadah, seperti pengajian, puasa, ceramah agama, maupun salat. Berikut adalah beberapa peringatan hari besar Islam yang diperingati oleh umat muslim.

Tahun baru Hijriah (1 Muharam)
Tarikh Hijriah atau penanggalan Hijriah dihitung sejak hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M. Hijrah Nabi SAW dapat diartikan sebagai berpindahnya umat muslimin dari Mekah ke Madinah serta usaha menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Pengagungan kaum muslim terhadap besarnya arti hijrah Nabi SAW terlihat dengan digunakannya peristiwa tersebut sebagai permulaan kalender Islam. Penetapan tahun Hijriah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun keempat ia menjadi Khalifah atau tahun ke-17 setelah hijrah. Perhitungan kalender ini ditentukan berdasarkan perubahan posisi bulan, yakni satu tahun Hijriah berlangsung selama 354 hari, lebih pendek 11 hari dibandung tahun Masehi.

Maulid Nabi SAW (12 Rabiulawal)
Maulid Nabi SAW merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi SAW diperingati sebagai perwujudan kecintaan umat Islam untuk mengikuti jejaknya. Di Indonesia, Maulid Nabi SAW selalu diperingati setiap tahun oleh masyarakat Islam. Sebagian muslim Indonesia merayakan dengan cara tradisional seperti membaca Barzanji (kitab berbahasa Arab yang berisi syair pujian kepada Nabi SAW), tahlil dan doa bersama. Peringatan Maulid Nabi SAW dibeberapa daerah di Indonesia disertai pula dengan ritual keagamaan, seperti di Cirebon, Yogyakarta, Surakarta dan Aceh. Peringatan sekaten (dari kata "syahadatain") di keraton Yogyakarta dan Surakarrta merupakan bentuk peringatan Maulid Nabi SAW yang dikenalkan pertama kali oleh Raden Patah dari Kesultanan Demak pada abad ke-16. Acara sekaten ditandai dengan dibuatnya "gunungan", yaitu aneka makanan dan hasil humi yang dibentuk menyerupai sebuah gunung, yang diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol kebesaran Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta. Pada masa sekarang, sekaten berkembang menjadi sebuah pesta rakyat dengan berbagai macam pertunjukan kesenian dan pasar malam.
Muslim Sunni merayakan Maulid pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakan Maulid pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.
Mengenai Maulid, memang ada dua pendapat. Sebagian besar menganjurkan, dan sebagian kecil menganggap Bid'ah. Khususnya yang berfaham Salafiyah dan Wahhabi, sebagian dari mereka menganggap bid'ah.

Isra Mikraj (27 Rajab)
Perjalanan Nabi SAW pada malam hari dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di Yerusalem disebut Isra, sedangkan mikraj adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidilaksa sampai ke langit ketujuh dari Sidratulmuntaha. Nabi SAW melakukan Isra dan Mikraj ditemani Malaikat Jibril dan mengendarai burak (buroq) yang berarti "kilat" dan naik ke langit melalui beberapa tingkatan menuju Baitulmakmur, Sidratulmuntaha, arasy (takhta Tuhan), dan kursi (singgasana Tuhan). Hakikat dari peristiwa Isra Mikrah ini adalah perintah salah yang diterima Nabi SAW dari Allah SWT. Pada mulanya Allah SWT memberi perintah melaksanakan salat 50 waktu sehari semalam, namun NAbi SAW meminta keringanan dan Allah SWT mengurangi waktu salat menjadi 5 kali sehari semalam. Peringatan Isra Mikraj di Indonesia biasanya diisi dengan ceramah mengenai arti dan hikmah peristiwa tersebut.

Nuzulul Qur'an (17 Ramadan)
Nuzulul Qur'an merupakan peringatan turunnya Al-Qur'an untuk pertama kali. Allah SWT menurunkan wahyu berupa lima ayat pertama surah al-'Alaq kepada Nabi SAW melalui Malaikat Jibril. Peringatan ini bermakna penting bagi umat Islam karena Al-Qur'an menjadi pedoman manusia dalam membedakan yang benar dan yang batil.

Idul Fitri (1 Syawal)
Hari raya Idul Fitri merupakan salah satu hari besar Islam yang diperingati setiap 1 Syawal. Datangnya hari raya Isudl Fitri umumnya disambut dengan sukacita, terutama bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. Idul Fitri mengandung makna kembalinya manusia kepada keadaan sucinya, sesuai fitrah, untuk mematuhi tetanan kehidupan yang diridhai Allah SWT. Idul Fitri juga menjadi puncak kemenangan manusia melawan hawa nafsunya. Pada hari raya Idul Fitri umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri berjemaah. Masyarakat muslim di Indonesia mempunyai kebiasaan untuk mengadakan pertemuan yang biasa disebut "halal bi halal" dengan maksud mempererat hubungan silaturahmi dan saling memaafkan kesalahan.

Idul Adha (10 Zulhijah)
Hari raya Idul Adha diperingati umat Islam setiap tanggal 10 Zulhijah. Pada tanggal tersebut umat muslim dari seluruh dunia melakukan ibadah haji di Tanah Suci. Idul Adha disebut juga hari raya kurban. Kata "adha" adalah bentuk jamak dari kata dahiliyah, berarti "hewan kurban". Hal ini berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim AS ketika ia diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih Ismail, anaknya dari Hajar. Tanpa ragu, Ismail meminta ayahnya melaksanakan perintah itu. Pada akhirnya ketika hal tersebut dilaksanakan, Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor kambing. Peristiwa ini selalu diperingati setiap tahun dengan menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha, sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT. Kisah Nabi Ibrahim AS memberikan keteladanan bagi umat Islam untuk mematuhi perintah Allah SWT. Idul Adha mengandung makna ganda yaitu kebahagian umat Islam yang diwujudkan dengan penyembelihan hewan kurban dan kebahagiaan umat Islam karena dapat menunaikan ibadah haji dan memenuhi panggilan-Nya.

Selasa, 26 Maret 2013

Peran Orang Tua terhadap Anaknya


REMNIKA - Keluarga dalam pandangan Ilmu Tarbiyatul Islamiyyah atau pendidikan Islam merupakan salah satu lembaga pendidikan, di samping sekolah dan masyarakat. Di dalam keluarga, seseorang dilahirkan, dibesarkan dan dididik pertama kali oleh kedua orang tuanya dalam keluarga. Orang tua merupakan guru bagi anak-anaknya untuk mempersiapkan norma agama, kesusilaan dan adat istiadat yang dianut dalam keluarga maupun masyarakat diajarkan orang tua kepada anak agar anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat ketika ia tumbuh dewasa. Orang tua juga mengajarkan kecakapan menggunakan bahasa ibu dan berbicara serta benda-benda di sekitarnya yang menjadi dasar pengetahuan bagi anak untuk dikembangkan lebih sistematis oleh sekolah. 

Peran orang tua sebagai pendidik anak dalam keluarga menurut pandangan Islam dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :
Pertama, menanamkan nilai-nilai keislaman dalam diri anak. Sebelum anak masuk sekolah, pendidikan anak dalam keluarga yang menanamkan nilai-nilai keislaman berjalan secara tidak formal melalui pengalaman anak, baik yang didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasakannya. Anak mulai mengenal Tuhan dan agama melalui keluarga. Sikap orang tua terhadap agama akan membekas pada anak. Orang tua adalah pusat kehidupan rohani anak sehingga nilai-nilai keagamaan orang tua akan banyak diadopsi oleh anak dan mempengaruhi cara pandangnya dan cara mengamalkan agamanya. Hal ini ditegaskan sendiri oleh Rasulullah saw. dalam satu hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
Tidak seorang pun yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Muslim).

Peranan menanamkan nilai-nilai keislaman dalam diri anak bahkan dapat dilakukan oleh orang tua sejak anak masih dalam kandungan atau masih bayi dalam masa menyusui, terutama oleh ibunya. 
Ahli-ahli neurologi atau ahli otak dan syaraf seperti Harold S. Kaplan, Benjamin J. Saddock dan Jack A. Greeb menegaskan hasil penelitiannya bahwa janin yang berada dalam kandungan dalam usia 18-20 minggu atau usia kandungan 4 bulan lebih sebenarnya sudah bisa mendengar suara di sekitar ibunya. Suara yang paling dikenal oleh janin adalah suara ibunya karena janin praktis berada dalam kandungan ibunya. Berdasarkan temuan ini, muncul teknik pembelajaran pra-natal modern, yaitu menstimulasi kecerdasan anak yang masih berbentuk janin dalam kandungan dengan memperdengarkan musik klasik, khususnya gubahan W.A. Mozart, Frederic Chopin dan Ludwig van Bethoven. Alunan musik klasik tersebut dipercaya dapat memacu kecerdasan anak sejak pra-natal sehingga dirancang air phone khusus yang dihubungkan dengan tape recorder untuk memutar alunan musik klasik, kemudian air phone tersebut didekatkan ke perut ibu yang sedang hamil.

Metode pembelajaran anak pra-natal ini dapat diadopsi oleh ibu dengan seringkali berdzikir, shalat, berdoa, menyebut nama Allah Swt, membaca al-Qur’an dan sebagainya ketika masih hamil. Pada saat usia janin mencapai 18-20 minggu atau 4 bulan lebih maka intensitas berdzikir, shalat, berdoa, menyebut nama Allah Swt, membaca al-Qur’an ditingkatkan oleh ibu. Serangkaian aktivitas ibadah dan menyebut nama Allah ini apabila dilaksanakan ibu secara konsisten akan akan mengenalkan Allah Swt. kepada anak sejak anak masih berbentuk janin dalam kandungan ibu. Hal inilah menjadi salah satu hikmah terbesar yang melatarbelakangi disunnahkan seorang ibu yang sedang hamil untuk banyak berdzikir dan mengerjakan ibadah.

Ketika ibu menjatuhkan pilihan untuk menyusui anak dengan ASI (Air Susu Ibu) maka intensitas kedekatan ibu dengan anaknya akan terus berlanjut. Ibu yang sering mengucapkan basmallah ketika akan menyusui dan mengucapkan hamdalah ketika selesai menyusui sebenarnya secara sadar atau tidak sadar sedang mengenalkan Allah Swt. kepada bayinya. 

Ketika bayi menjadi kanak-kanak maka orang tua mudah mengajarkan kepada anak tentang nilai-nilai ketauhidan, menjawab pertanyaan-pertanyaan anak yang tentang Allah Swt, alam, kelahiran, kematian dan sebagainya dan memperdengarkan cerita-cerita dari Kitab Suci yang diberikan oleh orang tua, saudara-saudara, teman-teman dan sebagainya. Anak juga diajarkan tentang tata cara beribadah, seperti shalat lima waktu minimal ketika anak berusia tujuh tahun, menghafal do’a sehari-hari dan sebagainya. Hal ini dicontohkan oleh Allah Swt. dengan menceritakan nasehat Luqman kepada anaknya sebagaimana termaktup dalam Q.S. Luqman (31) ayat 13 :
’Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

Seorang ahli pendidikan Islam, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, merumuskan kaidah dasar pendidikan Islam dalam keluarga menyangkut dampak pendidikan yang diterapkan orang tua terhadap kualitas pendidikan anak, yaitu jika orang tua mendidik anak dengan baik maka kualitas pendidikan anak juga menjadi baik. Namun jika orang tua kurang baik dalam mendidik anak maka kualitas pendidikan anak pun menjadi kurang baik. 

Oleh karena itu, berilah perhatian bagi pendidikan anak di rumah demi membentuk dan mengembangkan kepribadian anak sesuai ajaran Islam. Sesibuk apapun kita, anak adalah khanazah tidak ternilai yang Allah Swt. berikan kepada kita. Aneh, jika orang tua lebih memilih untuk sibuk di kantor dan di ladang pertanian, atau berani mengarungi lautan untuk mencari ikan, namun melalaikan tugasnya mendidik anak sesuai ajaran Islam. Kemudian orang tua bermimpi anak-anaknya akan tumbuh menjadi anak shalih, lalu dia berkhayal anaknya akan mendoakan kita tatkala kita terbaring di liang lahad ? 

Hari ini, banyak anak-anak muslim tatkala orang tuanya tengah menghadapi sakaratul maut, ia sibuk mencari Ustadz, Imam Masjid dan Pegawai Syara’ untuk meminta tolong mentalqinkan orang tuanya yang hampir wafat, padahal semestinya yang lebih afdhal merekalah yang harus melakukannya ? Hari ini, berapa banyak seorang anak hanya duduk mematung di luar masjid, tatkala jasad orang tuanya dimasukkan ke masjid untuk di-shalat jenazah-kan, karena dirinya tidak tahu kaifiyat shalat jezanah ? Hari ini, berapa banyak kuburan orang tua yang dipenuhi rumput ilalang tinggi, karena anak-anaknya sudah melupakan mereka, apalagi mendoakan mereka ? Jika kita tidak mau seperti ini, maka hari inilah kita berjanji untuk memberikan perhatian bagi pendidikan anak di rumah demi membentuk dan mengembangkan kepribadian anak sesuai ajaran Islam, agar esok hari anak kita menjadi anak shalih seperti kita idamkan.

Minggu, 24 Maret 2013

Adakah orang tua durhaka kepada anaknya?


Pertanyaan:
assalamualikum,,,,,ustad nama saya dani ,,,,ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan,,mohon jawabnya ya ustad,,,,,
selama ini kita selalu dengar ada anak yang durhaka kepada orang tua……
apakah ada orang tua yang durhaka kepada anaknya????bagaimana ciri2 orang tua yang durhaka kepada anknya???dan apa yang harus dilakukan anak itu kepada orang tua yang durhaka kepada anaknya???mohon jawabanya ustad,
terimakasih,,,,,,wasslkum,,,,,
dani.japan
Jawaban:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaraku Dani di Japan, semoga Allah SWT selalu membimbing anda walau pun berada di negeri seberang dan berpenduduk mayoritas non muslim.
Pertanyaan anda di atas berkenaan dengan hak anak terhadap orang tuanya atau dengan ungkapan lain apa saja kewajiban orang tua kepada anaknya, sehingga bila kewajiban tersebut diabaikan maka orang tua tersebut bisa masuk dalam kategori orang tua yang durhaka kepada anaknya karena telah melalaikan kewajibannya sebagai orang tua.
Ketika Allah ta’ala mewajibkan kepada anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, seperti dalam firman Allah ta’ala berikut:
“ووصينا الإنسان بوالديه إحسان…”.
“Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya…” (Q.S: Al-Ahqaf: 15)
“وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا…”.
“Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata, dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapak…”. (Q.S: Al-Isra’: 23)
Demikian juga dengan hadits Rasulullah SAW, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata: Seorang pria datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya:
“يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي ؟ قال: أمك. قال: ثم من؟ قال: أمك. قال: ثم من؟ قال: أمك. قال: ثم من؟ قال: أبوك
“Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?”. Beliau menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”. beliau menjawab: “ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ayahmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di sisi lain Allah ta’ala juga mewajibkan kedua orang tua untuk berlaku baik kepada anak atau keturunannya.
Diantara kewajiban orang tua kepada anaknya: Mendidiknya dengan pendidikan Islam, mengajarkan Al-Quran, memerintahkan shalat, memberikan nama yang baik, berlaku adil kepada anak-anaknya, memberi nafkah yang layak, mencarikan calon isteri yang shalihah atau calon suami yang shalih, mengajarkan prilaku yang baik dan lain sebagainya, memerintahkan putrinya menutup auratnya dan memelihara keluarganya dari segala yang menggiring mereka ke pintu nereka.
Allah ta’ala berfirman:
“يآأيها الذين ءامنوا قوآ أنفسكم وأهليكم نارا..”.
“Wahai orang-orang Mukmin, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari azab api nereka…”.
Masih banyak lagi kewajiban orang tua kepada anaknya dan bila orang tua melalaikan dan kewajiban-kewajiban tersebut maka dia bisa termasuk orang tua yang durhaka kepada anaknya.
Bila seorang anak memiliki orang tua yang melalaikan kewajiban kepada anaknya, maka dia tetap wajib berbuat baik kepada orang tuanya, wajib menasihatinya dengan cara yang sopan, ramah dan santun, tidak menyakitinya dengan kata-kata maupun perbuatan, terus sabar dan berdoa kepada Allah agar dibukakan pintu hidayah untuknya.
Jadi, Allah SWT yang Maha Adil tidak saja memerintahkan seorang anak memenuhi kewajibannya untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya seperti berbuat baik kepadanya, mentaati perintahnya bila tidak menyalahi perintah Allah ta’ala, menafkahinya dan lainsebagainya, namun juga memerintahkan orang tuanya untuk memenuhi kewajibannya seperti kami sebutkan di atas.
Demikian jawaban singkat yang bisa kami sampaikan semoga Allah ta’ala menganugrahi rahmat-Nya kepada keluarga kita sehingga menjadi keluarga besar yang diridhai-Nya. Amin. Allahu a’lam bishshawab.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Taufik Hamim Effendi, Lc. MA 

sumber : eramuslim.com

PERAN PEMUDA DALAM PERUBAHAN MASYARAKAT

Soekarno mengatakan: “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku ubah dunia.”
Siapakah pemuda? Dalam Al-Qur’an, pemuda disebut dengan fatan. Misalnya sebutan fatan untuk Nabi Ibrahim muda, yang ketika itu sedang dicari oleh Raja Namrud karena dituduh menghancurkan patung-patung berhala. Fatan yuqaalu lahu Ibrahim. Juga sebutan fityatun untuk para pemuda Ashabul Kahfi. Innahum fityatun amanuu birabbihim wa zidnaahum hudaa.

Sedangkan dalam Hadits, pemuda disebut sebagai syaab. Misalnya dalam hadits “Lima Perkara Sebelum Lima Perkara Lainnya”: syabaabaka qabla haramika (masa mudamu sebelum masa tuamu). Juga dalam hadits “Tujuh Golongan Yang Mendapat Naungan Allah”: syaab nasya-a fii ‘ibadatillah (seorang pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah dan taat kepada Allah).
Dari sisi usia, pemuda terbagi ke dalam dua fase yaitu fase puber/remaja berusia antara 10 sampai 21 tahun, dan fase dewasa awal berusia antara 21 sampai 35 tahun. Sebagian berpendapat bahwa siapapun yang berusia dibawah 40 tahun semenjak ia menjadi baligh bisa disebut sebagai pemuda. Barangkali patokannya adalah usia kerasulan Muhammad saw, yaitu 40 tahun. Adapun dari sisi karakter, pemuda adalah sebagaimana yang diuraikan oleh Imam Hasan Al-Banna: “Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal serta berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dan amal (serta pengorbanan) merupakan karakter yang melekat pada pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal (dan pengorbanan) adalah kemauan yang kuat. Hal itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.”

Mengapa pemuda? Alasan pertama, karena pemuda adalah generasi penerus, yaitu generasi yang meneruskan generasi sebelumnya yang baik. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.” (QS. Ath-Thur : 21)
Alasan kedua, karena pemuda adalah generasi pengganti, yakni menjadi pengganti generasi sebelumnya yang buruk dan tidak taat kepada Allah. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya.” (QS. Al-Maidah : 54)
Dan alasan ketiga, karena pemuda adalah ruh baru, pengubah dan pembaharu, sebagaimana sososk seorang Nabi Ibrahim muda yang dikisahkan dalam Al-Qur’an: “Ingatlah ketika ia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya : Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun.” (QS. Maryam : 42)

Kelebihan pemuda:
Pemuda memiliki empat kelebihan. Pertama, kekuatan spiritual: iman, takwa, dan ikhlas. Kedua, kekuatan intelektual: ingatan dan analisa yang tajam. Ketiga, kekuatan emosional: menggelora dan meledak-ledak, semangat dan kemauan yang kuat. Dan keempat, kekuatan fisik: tubuh masih segar dan sehat, otot-otot masih kuat.

Sosok Pemuda dalam Sejarah Kemanusiaan
Di masa terdahulu, ada sosok-sosok seperti Nabi Ibrahim muda, yang disebutkan oleh Al-Qur’an sebagai “fatan yuqalu lahu ibrahim”. Ada juga para pemuda Ashhabul Kahfi, yang disebutkan oleh Al-Qur’an sebagai “innahum fityatun amanu birabbihim wa zidnahum huda”.
Demikian pula di masa Rasulullah saw, kita mendapati bahwa sebagian besar yang dibina oleh Rasulullah saw di rumah Arqaam bin Abil Arqam adalah para pemuda. Berikut ini nama-nama mereka:
  1. Ali bin Ali Thalib, paling muda, 8 tahun
  2. Az Zubair bin Al ‘Awwam, 8 tahun
  3. Thalhah bin Ubaidillah, 11 tahun
  4. Al Arqam bin Abil Arqaam, 12 tahun
  5. Abdullah bin Mas’ud, 14 tahun
  6. Sa’ad bin Abi Waqqaas, 17 tahun
  7. Su’ud bin Rabi’ah, 17 tahun
  8. Abdullah bin Mazh’un, 17 tahun
  9. Ja’far bin Abi Thalib, 18 tahun
  10. Qudaamah bin Mazh’un, 19 tahun
  11. Sa’id bin Zaid, di bawah 20 tahun
  12. Suhaib Ar Rumi, di bawah 20 tahun
  13. Assa’ib bin Mazh’un, sekitar 20 tahun
  14. Zaid bin Haritsah, sekitar 20 tahun
  15. ‘Usman bin ‘Affan, sekitar 20 tahun
  16. Tulaib bin ‘Umair, sekitar 20 tahun
  17. Khabab bin Al Art, juga sekitar 20 tahun
  18. ‘Aamir bin Fahirah, 23 tahun
  19. Mush’ab bin ‘Umair, 24 tahun
  20. Al Miqdad bin Al Aswad, 24 tahun
  21. Abdullah bin Al Jahsy, 25 tahun
  22. Umar bin Al Khaththab, 26 tahun
  23. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, 27 tahun
  24. ‘Utbah bin Ghazwaan, juga 27 tahun
  25. Abu Hudzaifah bin ‘Utbah, sekitar 30 tahun
  26. Bilal bin Rabah, sekitar 30 tahun
  27. ‘Ayyasy bin Rabi’ah, sekitar 30 tahun
  28. ‘Amir bin Rabi’ah, sekitar 30 tahun
  29. Nu’aim bin Abdillah, hampir 30 tahun
  30. ‘Usman bin Mazh’un, sekitar 30 tahun
  31. Abu Salamah, Abdullah bin ‘Abdil Asad Al Makhzumi, sekitar 30 tahun
  32. Abdurrahman bin ‘Auf, 30 tahun
  33. Ammar bin Yasir, antara 30-40 tahun
  34. Abu Bakar Ash Shiddiq, 37 tahun
Sepeninggal Rasulullah saw, kita memiliki sosok seperti Umar bin Abdul Aziz, yang menjadi khalifah sebelum berusia 35 tahun. Karena keadilan dan kebijaksanaannya dalam memimpin, sampai-sampai ia dijuluki sebagai khalifah rasyidah yang ke-5. Kita juga mengenal Muhammad Al-Fatih, yang dalam usia belia memimpin penaklukan Konstantinopel
Adapun di masa kontemporer, kita mengenal sosok seperti Hasan Al-Banna, seorang pemuda yang memelopori pergerakan yang paling berpengaruh di dunia. Peran pemuda juga bisa kita lihat dalam Gerakan mahasiswa di Mesir (1946, membebaskan diri dari hegemoni Inggris, Maidan At-Tahrir), di Yunani (National Union of Greek Students meruntuhkan rezim Papandreou), dan di China (1989, Tragedi Tiananmen).
Di Indonesia, ada Soekarno dan tokoh-tokoh pergerakan pemuda di Indonesia pada zaman kemerdekaan (SDI, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia (Hatta dkk), Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan). Peran pemuda berikutnya bisa kita lihat dalam gerakan mahasiswa di Indonesia tahun 1965 (Tritura), 1974 (Malari), 1978 (Anti NKK/BKK), dan 1998 (meruntuhkan rezim Suharto).
Demikian pula gerakan perubahan di Timur Tengah tahun 2011 di Tunisia dan Mesir juga dipelopori oleh para pemuda.
Profil pemuda agen perubahan masyarakat – pemuda pelopor, pemuda pemimpin:
Pertama, bertaqwa. Kedua, mandiri: tidak tergantung pada orang lain (berdiri diatas kaki sendiri) serta bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Kemandirian disini meliputi: kemandirian emosi (mampu mengendalikan emosi), kemandirian ekonomi, kemandirian intelektual (mampu berinisiatif, kemandirian berpikir dan menciptakan ide/gagasan), dan kemandirian sosial (mampu berinteraksi dengan orang lain secara mandiri).
Ketiga, profesional, artinya mampu bekerja dengan ihsan dan itqan – tekun, kerja keras, berdisiplin, dan memberikan hasil terbaik. Profesionalisme bisa dibangun dengan memanfaatkan kompetensi, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman.
Kelima, peduli , yakni mau melayani masyarakat, karena pemimpin sejatinya adalah pelayan masyarakat. Keenam, berjiwa kepahlawanan, yakni rela berkorban tanpa pamrih, berani, dan siap menjadi perubah, pelopor dan pemimpin.
Bekal yang harus dimiliki oleh pemuda agen perubahan masyarakat:
  1. Conceptual Skill: kemampuan menciptakan ide-ide dan gagasan-gagasan perubahan.
  2. Technical Skill: kemampuan-kemampuan teknis yang dibutuhkan sebagai solusi atas berbagai problematika masyarakat.
  3. Human Skill: kemampuan berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lain (relasi interpersonal) dari berbagai komponen masyarakat yang akan diajak untuk melakukan perubahan bersama-sama.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh pemuda sesudah berbekal (tazawwud)? Jawabannya tidak lain adalah bergerak (taharruk) dan beramal, karena nahnu ‘amilun, kita adalah generasi yang gemar bekerja dan beramal.

sumber : menaraislam.com

Tolak Tukar Kaus dengan Israel, Ronaldo: “Saya Berada di Bumi Palestina"




remnika – Di akhir pertandingan kualifikasi Piala Dunia Grup F antara Portugal dan Israel, Cristiano Ronaldo menolak bertukar kostum dengan pemain Israel.

Menurut laporan Shabestan, wartawan televisi Aljazeera sempat bertanya kepada Ronaldo, Anda saat ini berada di tanah Israel atau Palestina? Bintang dunia asal Portugal ini menjawab, “Saya berada di bumi Palestina.”

Di akhir pertandingan, pemain Israel mendekati Ronaldo untuk bertukar kostum, namun ia tidak mengindahkan pemain Israel tersebut.


Sumber: http://www.dakwatuna.com